Teman - teman pasti udah pada tahu tentang MBTI, bahkan mungkin ada yang sudah melakukan Personality test dengan MBTI.
Nah, sebagai orang yang baru tahu dan ingin berbagi ilmu, aku ingin posting tentang MBTI.
Awalnya aku tertarik
tentang MBTI ini gara – garanya baca artikel http://www.ummi-online.com/berita-915-kompromi-kepribadian-dalam-pernikahan.html#.UoMG3z9AdiQ.facebook
,dan akhirnya penasaran buat nyari tahu aku tipe orang yang seperti apa?
Nah, sebelum aku bocorin apa kepribadian
ku menurut MBTI personality test ini maka aku akan menyajikan artikel dari
majalah Ummi Online yang linknya udah aku tulis di atas yak…cekidot!!!
Judul Artikel: Kompromi Kepribadian dalam Pernikahan
Cuma gara-gara mencet odol dari tengah saja bisa
memicu genderang perang, lho. Punya pasangan yang cenderung dan terlatih untuk
hidup teratur biasanya tetap akan mempertahankan kebiasaannya setelah menikah.
Ia terbiasa memencet odol dari ujung, bukan dari tengah. Melipat koran dengan
rapi dan meletakkan pada tempatnya setelah membaca, otomatis mengelap dan
menyapu kotoran begitu ada sampah, dan selalu memakai piyama saat tidur. Semua
serba teratur dan rapi. Bayangkan bila pasangan hidupnya cenderung santai dan slebor.
Tanpa ada yang mau mengalah, tentu saja keduanya akan tersiksa.
Pahami diri dulu, baru pasangan
Ita Dekrita Azli, Psi, Psikolog
Klinis yang memiliki lisensi internasional untuk MBTI di Indonesia, mengatakan
bahwa di dalam mencari pasangan hidup orang cenderung mencari pasangan hidup
yang memiliki kemiripan dengannya. Namun, faktanya banyak pasangan yang tipe
kepribadiannya berbeda sama sekali. Maka mau tak mau harus dilakukan kompromi
agar perkawinan bisa berjalan. “Idealnya, yang menjadi kekurangan suami jadi
kelebihan istri. Sebaliknya, yang menjadi kekurangan istri jadi kelebihan
suami. Jadi klop, saling melengkapi,” tutur perempuan dengan tipe kepribadian
ENFJ ini.
Bukan jaminan pula orang yang sama atau mendekati
tipe kepribadiannya bisa langsung harmonis. Bisa jadi, pasangan yang tipe
kepribadiannya sama malah jadi membosankan. “Istri ESTJ, suaminya ESTJ juga,
bayangan kita pasangan ini harmonis, nggak bakal banyak permasalahan. Padahal,
tidak juga,” urai ibu dari satu anak ini.
Ita mengingatkan, setiap pasangan perlu memahami
hakikat bersatunya setiap pribadi dalam pernikahan. Pertama, bersedia
menerima pasangan apa adanya. Kedua, lebih menghargai pasangan kita. Ketiga,
saling menghormati. Jadi, pasangan suami-istri yang memiliki kecenderungan
teratur, sementara yng satunya santai sebagaimana di atas, tidak mungkin
hubungan bisa harmonis tanpa kompromi dengan melakukan ketiga hal di atas.
Namun, sebelum bisa memahami orang lain, kita
harus memahami dirinya sendiri dulu. Dengan memahami kecenderungan, cara
berpikir dan bertindak kita, barulah kita bisa memahami orang lain. “Sejauh
mana kita bisa menerima diri kita apa adanya, menerima dan segala kelebihan dan
kekurangan diri kita. Karena kalau dengan diri sendiri saja kita masih
berkonflik, kemungkinan besar kita juga akan mudah berkonflik dengan orang
lain, terutama pasangan kita,” papar lulusan S2 Psikologi UI ini.
Kompromi untuk saling membahagiakan
Ita menjelaskan bahwa sebenarnya dengan 16 tipe
kepribadian MBTI itu kita akan lebih memahami dinamika tipe setiap individu.
“Tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk, semua punya keunikan sendiri,”
katanya. Masing-masing punya tantangan tersendiri untuk beradaptasi.
Dengan melakukan tes, hasilnya lebih jelas. Ita
mencontohkan, bisa jadi dalam mengambil keputusan, suami maupun istri sama-sama
cenderung ke Feeling. Namun, unsurnya bisa berbeda. Misalnya, istrinya
sangat jelas (clear) unsur F, sementara sang suami ringan (like)
saja. Untuk pasangan tersebut, cara mereka dalam mengambil keputusan tergambar
jelas lebih mempertimbangkan perasaan ketimbang logika. Pasangan ini sering
mengalami hambatan komunikasi, karena masing-masing lebih menahan perasaannya
daripada langsung mengungkapkannya. “Tapi, kalau sudah marah bisa sangat
emosional,” jelas perempuan yang hobi belajar bahasa asing ini.
Lain lagi bila kecenderungannya berbeda. Misal,
yang satu ke arah Feeling, sementara pasangannya Thinking.
Siapa yang mau mengalah? Umumnya, yang Feeling lebih banyak mengalah. Atau,
buat yang gaya hidupnya biasa teratur (Judging), sulit beradaptasi
dengan ketidakteraturan (Perceiving). Tapi, demi keharmonisan harus
ada yang menurunkan kadarnya. Mungkin masih tetap perceive, tapi kadarnya sudah
menurun.
Ita menegaskan bahwa perbedaan tidak akan selalu
membuat konflik meruncing. Justru dengan segala perbedaan itu kita harus
membantu dan bekerja sama satu sama lain. Dengan mengetahui kecenderungan
seseorang, kita juga bisa tahu bagaimana caranya membahagiakan pasangan kita.
Bagi orang yang berindikasi Feeling, ungkapan sayang secara verbal ataupun
perilaku sangat penting untuk kabahagiaannya. Namun, untuk pasangan yang
cenderung Thinking, tidak terlalu mementingkan hal itu. “Kita mesti memahami
bahwa kita punya lingkaran komunikasi. Jadi kalau tipe kita ada di sini,
pasangan kita ada di sana berarti memang masing-masing pasangan harus bersedia
untuk saling mendengarkan, kemudian baru kita bahas sama-sama,” kata Ita.
Yang tak boleh diabaikan pula adalah rasa
keikhlasan pada setiap pasangan untuk menerima satu sama lain apa adanya. Dari
berbagai konseling yang ditanganinya, Ita menyimpulkan banyak pasangan
bermasalah karena kurangnya keikhlasan, ingin pasangannya berubah sementara
dirimya sendiri tidak mau berubah. Akhirnya jadi masalah dan konflik terus
menerus. “Nah, ilmu ikhlas inilah yang barangkali juga perlu kita kembangkan,”
imbuhnya.
Memang tidak ada manusia yang sempurna. Dengan
memahami diri sendiri dan pasangan, kita bisa saling mengisi. Jadi, mana yang
penting dan tidak pun bisa dikompromikan. “Penting mana antara pakai piyama
dan keseriusan cintanya?” Jawabannya ada pada kompromi masing-masing
pasangan. Yuk, kita kompromikan.
16 Tipe Kepribadian MBTI
Tipe kepribadian MBTI ditentukan oleh alat ukur
berupa tes, dan kecenderungan seseorang terhadap tipe kepribadian yang paling
cocok dan paling besar kecenderungannya. Melalui hal itu akan terlihat
bagaimana seseorang berkomunikasi, berpikir, dan hubungannya dengan dunia luar.
Ada 16 tipe kepribadian MBTI. Masing-masing tipe
kepribadian tersebut merupakan perpaduan dari 4 huruf, yang memiliki arti
tersendiri. Klasifikasi kepribadian menunjukkan dinamika dan sistem hubungan
yang kompleks dari kepribadian. Huruf pertama dan keempat menunjukkan sikap
atau orientasi karena mereka harus melakukan dengan cara bagaimana seseorang
berinteraksi dengan dunia. Huruf kedua dan ketiga menunjukkan fungsi mental
karena hal itu merupakan dasar dari cara kerja otak. Dua huruf yang ada di
tengah ini dinamakan fungsi yang yang berpasangan.
Extroversion (E) atau Introversion (I),
cenderung memiliki dunia favorit. Apakah fokus pada lingkungan luar atau diri
sendiri. Sensing (S) atau Intuition (N), cara mendapatkan
informasi, apakah fokus pada informasi dasar yang didapat atau
menginterpretasikan dan menambahkan arti dari informasi itu. Thingking
(T) atau Feeling (F), membuat keputusan. Saat membuat keputusan apakah
cenderung melihat logika dan konsistensi atau lebih mengedepankan apa yang
terjadi pada masyarakat dan perasaan orang lain. Judging (J) atau
Perceiving (P), kecenderungan terhadap gaya hidup. Apakah cenderung
agar segala sesuatu berjalan sesuai dengan rencana atau terbuka terhadap
informasi baru dan pilihan-pilihan.
ISTJ. Pendiam, serius,
menggunakan fakta, realistis dan bertanggungjawab. Memutuskan secara logis dan
konsisten. Senang dengan keteraturan. Memegang kuat nilai tradisi dan
loyalitas.
ISFJ. Pendiam, ramah,
bertanggungjawab dan teliti. Peduli dengan perasaan orang lain. Berusaha keras
membuat keharmonisan di lingkungan rumah dan pekerjaannya.
INFJ. Memiliki keinginan untuk
mengerti hal-hal yang memotivasi dan menginspirasi orang. Teliti dan komit pada
nilai-nilai dimana dia berada. Teratur dan tegas dalam mewujudkan cita-citanya.
INTJ. Memiliki pikiran yang
original. Bila berkomitmen, dia akan melaksanakan pekerjaan dengan baik.
ISTP. Toleran dan fleksibel,
cenderung menjadi pengamat sampai muncul persoalan, kemudian bertindak cepat
untuk mencari solusi.
ISFP. Pendiam, bersahabat,
sensitif dan baik. Menikmati keadaan saat ini dan apa yang terjadi pada
lingkungannya. Membenci perselisihan dan konflik, tidak memaksakan opini dan
nilainya pada orang lain.
INFP. Idealis, loyal, mudah
beradaptasi, fleksibel, dan mudah menerima kecuali nilai-nilai yang
bertentangan. Ingin tahu, cepat melihat kemungkinan-kemungkinan, bisa menjadi
katalis untuk menjalankan cita-citanya.
INTP. Logis. Secara teori dan
abstrak, tertarik banyak pada ide daripada interaksi sosial. Pendiam, fleksibel
dan mudah beradaptasi. Ragu, kadang kritis dan selalu analitis.
ESTP. Fleksibel dan toleran,
menggunakan pendekatan pragmatis untuk mendapatkan hasil. Fokus pada saat ini
dan sekarang, spontan, menikmati setiap momen yang bisa membuatnya aktif dengan
orang lain. Menikmati kenyamanan materi dan gaya. Cara belajar paling bagus
adalah dengan pengalaman.
ESFP. Menggunakan nalar dan
pendekatan realistis. Fleksibel dan spontan, cepat beradaptasi dengan orang dan
lingkungan baru. Cara belajar terbaik adalah dengan mencoba keterampilan baru
dengan orang lain.
ENFP. Antusias yang hangat dan
imajinatif. Memandang hidup dengan penuh kemungkinan. Spontan dan fleksibel,
sering percaya dengan kemampuannya memperbaiki keadaan dan komunikasinya.
ENTP. Cepat, memiliki ide
brilian, mendorong dan banyak bicara. Memiliki semangat untuk menyelesaikan
masalah baru dan menantang. Menerima kemungkinan konsep dan menganalisanya.
Bosan dengan rutinitas.
ESTJ. Praktis, realistis,
menggunakan fakta. Akurat, cepat bergerak untuk melaksanakan keputusan. Peduli
dengan detail rutinitas. Memiliki standar logika yang jelas dan sistematis.
Kuat dalam merealisasikan rencananya.
ESFJ. Hangat, rajin dan
kooperatif. Menginginkan harmoni dalam lingkungannya, bekerja dengan
batasan yang jelas. Loyal, mengikuti prosedur bahkan pada hal kecil.
ENFJ. Hangat, empati, responsif
dan bertanggungjawab. Emosinya cepat terpengaruh oleh kebutuhan dan motivasi
orang lain. Loyal, responsive terhadap pujian dan kritikan.
ENTJ. Umumnya well informed,
banyak membaca, senang menambah pengetahuan dan membaginya dengan orang lain.
Jujur, cepat mengambil keputusan. Lebih melihat pada rencana jangka panjang dan
cara untuk mencapai tujuan.
hahaa akhir-akhir ini aku sama temen2 main tes2 itu, Awalnya ENFJ tp tes kedua ENTP :3
ReplyDeletemungkin emang dua2nya Fi, di MBTI yang ke dua aku mencantumkan sumber untuk melihat kamu pemilik personality ENFJ or ENTP cocoknya kerja di bidang apa... :D
ReplyDelete