Pernah, dalam hidupku sekitar 7 tahun yang lalu, dalam rentang waktu 3
tahun kebelakang, aku merasakan syurga dunia yang tiada tandingannya, emm
mungkin aku memang berlebihan, tapi sungguh tak ada kalimat yang lebih baik
untuk menggambarkan betapa hari – hari selama 3 tahun itu sangat layak untuk
dirindukan, kau tahu kenapa kawan???
Baiklah, untuk mu, akan kuceritakan lagi kisah cinta yang pernah kita rajut
di pelataran syurga...
Ketika itu, sungguh bukan keinginan ku untuk mendafatar di sekolah yang sama
dengan dirimu, bagi ku meskipun istilah “islamic boarding school” lebih keren
dari pesantren, tetap saja ia pesantren, tempat yang akan mengubur semua
keinginan ku untuk mengenal dunia, karena pesantren itu penjara... , namun belakangan kita menamainya ‘Penjara
Suci’ atau bahasa kerennya ‘The Holy Prison’..
Berbaris dulu sebelum masuk kelas.. |
suasana di kota santri.... |
Pelataran Syurga |
Setelah melewati serangkaian tes yang menyebalkan, (karena memang sudah
takdir ^^) akhirnya namaku pun tercantum sebagai salah satu penghuni baru di
Penjara Suci, dan aku tidak punya pilihan lain...maka sejak hari itu, aku
mengenalmu...
Bagi ku adalah ajaib karena perasaan kesal telah memasuki gerbang putih
Nurul Ilmi perlahan bisa terkikis, meski tidak habis semua ^^ you know why...
Disana, aku belajar mengenal Allah, aku Belajar mengenal Rasulullah, namun
bukan sekedar mengenal, tapi juga mengamalkan, dulu aku sudah pernah tahu,
bahwa berjilbab adalah wajib dan itu untuk memberikan identitas kehormatan bagi
muslimah, namun aku belum berjilbab dengan baik, maka ketika di Nurul Ilmi aku
mulai mentransformasi segala teori menjadi aplikasi, bukan hanya aku, tapi juga
dirimu, dan disanalah indahnya,
Indah, sebab aku tak sendiri, ada kau yang juga mendukungku untuk terus
memperbaiki diri, ada dirimu yang mengingatkan harus memakai kaos kaki bila ke
koperasi atau ke mesjid,ada dirimu yang mengingatkan bila jilbabku tipis atau
pakaian ku membentuk tubuh, ada dirimu yang mengingatkan kalau pakai jilbab
jangan “Fatahillah” (istilah apa ini??? tuing tuing) , ada dirimu yang mengingatkan “kalau
bicara dengan ikhwan, jarak paling dekat 1 meter ya” (untung kau melarangku
bawa meteran kemana-mana, hihihi..)
Disana, aku tahu bahwa tempat menuntut ilmu itu ibarat pelataran syurga,
dan disana ketika kita berlomba – lomba untuk hadir paling cepat di kelas atau
menahan kantuk yang amat sangat ketika Ustadz Edi Hasan ceramah itu adalah
karena kita memahami arti bahwa “niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat”
disana, kita sering melantunkan nasyid – nasyid tentang
ukhuwah dan kejayaan Islam, setiap hari kita meneriakkan yel – yel yang
otomatis meyatakan bahwa kita adalah generasi Islam pilihan, kau masih ingat
kan kawan???
“Allohu ghoyatuna
Ar Rosulu qudwatuna
Al Quranu dusturuna
Al Jihadu sabiluna
Al Mautu fi sabilillah, asma amanina”
Ar Rosulu qudwatuna
Al Quranu dusturuna
Al Jihadu sabiluna
Al Mautu fi sabilillah, asma amanina”
Satu lagi..
“Jika
ada seribu orang yang berjuang di jalan Allah,
aku salah satu diantaranya,
jika ada seratus orang yang berjuang di jalan
Allah,
aku salah satu diantaranya,
jika ada sepuluh orang yang berjuang di jalan Allah,
aku
salah satu diantaranya ,
Jika
ada satu orang yang berjuang di
jalan Allah,
Itu adalah aku”
Disana, ketika kita berlomba – lomba
untuk datang sebelum iqomah ke mesjid, adalah karena kita memahami keutamaan
sholat diawal waktu, bukan karena takut pada hukuman BaRo dan BuRo (^_^)...begitupun
saat dzikir Al Ma’tsurat kita lakukan berjama’ah, meski suara kita timbul dan
tenggelam karena nguantuk yang menggelayut, namun kita berupaya meresapi
maknanya..apalagi jika Ramadhan tiba...ah..semua orang seperti memakai pakaian
yang putih bersih...wajah – wajah remaja yang bercahaya karena air wudlu, senyum
yang tulus karena kebersihan hati, jiwa yang bersemangat karena tahu janji Nya
bukan sekedar lewat...
Disana, apabila Ramadhan, akan kita
temui teman – teman yang khusyu’ tilawah Al Qur’an, di kamar, di teras asrama,
di kelas, di kantor, di mesjid, di bawah pohon, di pinggir kolam, dimana saja
asal tempat itu suci dan bersih...
Disana, dulu aku pernah berdo’a, “duhai
Allah, hari ini aku mencintai mereka, izinkan besok dan selamanya cinta ini tak
berubah, duhai Allah, hari ini aku berada dalam hidayahMu, izinkan aku dan
mereka selamanya tetap istiqomah..Aamiin”
Kawan, jika saat ini aku merasakan
kau begitu “jauh”, semuanya mungkin saja kesalahan ku, karena aku lupa
menanyakan kabar imanmu...Afwan...
Sungguh jika bukan saat ini, entah
kapan lagi aku bisa menyampaikannya, “terima kasih untuk cinta yang dulu pernah
kau berikan, maaf jika sebelumnya aku belum sempat membalas,hari ini
kunyatakan, bahwa aku pun mencintaimu karena Allah...”
Teruntuk sahabat dan saudara
terbaikku...
Listi Mora, Sri Utami, Tinche Retno,
Purnama, Ervi Cahaya, Delima, Yuliani, Mirah Diani, Asnita, Elly, Fitri Andri,
Fitri Ari, Fitri Zeb, Hesti, Vina, Juwita, Maymunah, Aisyah, Saidan, Pinta,
Rizky Hasanah...
Semoga Ilmu kita berkah, semoga usia
kita berkah, semoga pertemuan kita berkah dan persaudaraan kita pun berkah.....
Aamiinn..
No comments:
Post a Comment