Ngaos (baca: Ngaji On The Street) yang di gagas oleh ODOJ menurut saya berhasil
menarik perhatian, bukan hanya pas hari H saja, bahkan setelahnya, karena
keesokan hari setelah Ngaos diadakan, beritanya muncul di Koran
Lagi asyik – asyik kerja di kantor,
tetiba seorang Bapak nyeletuk “makin aneh aja Odoj ni, masa ngaji di jalan???”
Saya yang lagi posting – posting berita
berusaha nyantai tak menanggapi, tapi teman akhwat yang duduk di belakang meja
saya menjawab “si Ade (nama panggilan saya) ikut lho Pak, ya kan De??”
Belum sempat saya menjawab, si
Bapak menyambar “oya?? Gimana De? Aneh kan??”
Akhirnya saya harus menjawab,
karena sudah ditanya langsung, jawab saya “gak Pak, biasa aja, karena emang
udah biasa sih, dulu kami di SMA juga gitu”
Si Bapak nanya lagi “o, di SMA?? Kok
bisa ada acara begitu??”
Feeling nostalgic : ”iya Pak,
ketika ada waktu luang, apalagi pas ramadhon, kami di ajarkan untuk tilawah
dimana saja, di kelas, di pelataran sekolah, di taman sekolah, di pinggir
kolam, di saung yang berdiri di tengah sawah..dimana saja, asal tempatnya
bersih..”
*Senyap*
Aku kembali bekerja, si Bapak
masih membaca Koran, dan temen akhwat ku lanjut tilawah, tapi pikiran ku masih
menganalisa…
Ya, mungkin ODOJ apalagi dengan
Ngaos-nya, adalah hal baru bagi sebagian orang, mungkin bahkan ketika mengikuti
acara Ngaos, ada yang merasa kurang nyaman, malu, sungkan, karena harus tilawah
di tengah keramaian yang lazimnya orang – orang bersenda gurau, mengobrol
bebas, menunggu atau melakukan aktifitas lain, tapi kita malah tilawah…dipandangi
oleh banyak pasang mata yang heran, penasaran…
Tapi itulah tantangannya,
tantangan membiasakan kebaikan…
Namun bagi sebagian orang itu
bukan lagi hal yang aneh, tilawah di tengah keramain yang tidak lazim bisa jadi
adalah hal lumrah, tilawah sambil nunggu service motor, nunggu ibu belanja
belanji di mall, nunggu makanan datang di kantin, nunggu dosen/guru masuk ke
kelas…
Alhamdulillah, Kami dulu di “penjara
suci” Nurul ‘Ilmi dibiasakan seperti itu, selalu ada taujih dari ustadz/ah dan
kakak maupun abang kelas tentang kebaikan tilawah 1 hari 1 juz, tentang mengisi
waktu luang dengan baik bukan dengan ke sia – sia an, salah satunya adalah
dengan tilawah,
Apalagi kalau kalian datang saat
Ramadhan ke “penjara suci kami”, setiap siswa yang berlalu lalang, menggendong
tas di punggung atau di bahu, dan tak lupa menggenggam atau memeluk mushaf di
tangan, itu pemandangan biasa bagi kami, bila jam istirahat tiba, hampir semua
membuka mushaf, tilawah mengambil posisi masing – masing…selain tempat – tempat
yang ku sebutkan tadi, juga ada yang di bawah pohon, di atas pohon, di tower
air, hahaha…agak aneh memang, tapi namanya juga anak – anak…ada banyak imaji
dalam kepala,
Aku rindu masa – masa itu, masa
dimana kebaikan adalah budaya, kebiasaan, tak ada yang mempertanyakan apalagi
mengatakan aneh, malah semua berlomba – lomba, fastabiqul khoirot…
Hari ini, kesempatan itu
sepertinya terbuka lebar, sekelompok pemuda Rabbani Indonesia, mulai
mewujudkannya, Barakallahulakuma Odojers…semoga berkah Allah selalu melimpahi
mu dan cinta ummat ini kepada Al-Qur’an semakin besar, semakin lekat…
Salam cinta dan ukhuwah ^^
Adew, Odoj 1051
Kamar Biru, 14 Juni 2014
No comments:
Post a Comment