Jika aku
matahari, maka kini aku berada di titik kulminasi
Setelahnya, aku
tergelincir, tanggelam
Bagiku kematian
adalah terror sekaligus solusi
Menjembatani dua
ruang kehidupan berbeda
Namun sama –
sama tak lekang dari masalah
Permasalahan
seperti cangkang yang menempel dengan lem super
Pada punggung ku
dan punggung mu
Kita hanya butuh
kesabaran tanpa batas
Ku pikir aku
akan mengikutinya
Tenggelam, meski
untuk terbit lagi
Jika kematian
adalah terror dan solusi
Maka ku pikir
aku akan menantinya memutuskan menjadi jalan perpisahan atau pertemuan
Lalu aku
tersadar, aku bukan mentari yang di cipta tak punya hati
Aku punya dua
bejana
Fujur dan taqwa
Namun berada di
titik kulminasi ini, membuatku tak bisa membedakannya
Sebuah
kesimpulan, aku hidup tetapi sudah mati atau aku mati tetapi masih hidup
Kurasa keduanya
bukan pilihan
Tapi keduanya
benar – benar gambaran paling jelas tentang ku saat ini
No comments:
Post a Comment